30 Referensi Jurnal
Nama : Satria Aditya Rahman
NPM : 202246500632
Kelas : R3I
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M.Sn.
1. Analisis Unsur Surealisme dalam Novel Umibe no Kafuka Karya Murak Haruki
Objek : Novel Umibe no Kafuka Karya Murak Haruki
Teori/Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah suatu pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu fenomena atau keadaan tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian terhadap variabel-variabel yang diteliti. Metode ini lebih fokus pada pemahaman dan penjelasan daripada pengujian hipotesis atau penentuan hubungan sebab-akibat.
Analisis
Peneliti berfokus ke unsur surealisme yang ditawarkan pada alur cerita novel umibe no kafuka. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur surealisme dan proses pembentukan identitas keduanya dibentuk oleh alam bawah sadar manusia. Proses pembentukan identitas tokoh utama Kafka Tamura dipengaruhi oleh unsur surealisme dan latar dalam novel tersebut
Kesimpulan :
Kafka yang merupakan tokoh utama dalam novel tersebut mengalami sebuah keadaan dimana alam bawah sadar dan alam nyata dalam dirinya seakan-akan menyatu dikarenakan dirinya yang kehilangan sosok ibunya yang memberikan dampak besar kepada psikisnya sejak kecil. Sebuah alur cerita yang sangat menarik dimana seseorang dihadapkan kepada kenyataan dimana alam bawah sadar miliknya mulai bergerak bereksistensi ke luar melawan rasa sadarnya sendiri
2. Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis
Objek : Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis
Teori / Pendekatan :
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan manusia setengan pesawat yang meleleh yang menggunakan aliran surealisme
Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Tujuan penulisan ini yaitu mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Luki Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi, eksperimen, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi. Metode eksplorasi meliputi eksplorasi tema dan eksplorasi bentuk.
Objek “Melawan Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci Sebagai Ciptaan Lukisan Surealisme”
Pendekatan / Teori :
Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia menaiki macan dan terlihat seperti realis namun menggunakan aliran surealisme
Analisis :
5. seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana
Objek :Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana
6. Analisis ilustrasi buku puisi melihat api bekerja
Objek : Visualisasi buku puisi melihat api bekerja
Teori/Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penilitian yang bertujuan menggambarkan dan menginterpretasi objek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari subjek dan objek yang diamati. Untuk melihat makna ilustrasi pada naskah puisi, setiap ilustrasi dianalisis dengan pendekatan kritik seni yang dikemukakan Edmund Burke Feldman
Analisis
Ada beberapa ilustrasi yang dibahas oleh peneliti salah satunya pada visual puisi mengingat pesan ibu, berikut adalah kutipan dari puisi
Setelah sampai di perhentian terakhir
sajak ini, kau ingat pesan ibumu. Seluruh
yang kaumiliki bukan yang kaumau.
Seluruh yang kaumau bukan yang
kaubutuh. Seluruh yang kaubutuh bukan
yang mampu kaujangkau. Seluruh yang
mampu kaujangkau luruh dan sia-sia
belaka. “Berhenti. Jangan berangkat
sebelum tiba,” katanya.
Peneliti lebih berfokus pada unsur-unsur elemen yang membentuk nilai estetis lukisan tersebut Ilustrasi Mengingat Pesan Ibu mengangkat tema mengenai komunikasi antara ibu dan anak. Gaya lukisan yang digunakan adalah surealisme dengan munculnya visualisasi yang melampaui batas logika dan tanpa kontrol
kesadaran. Bentuk-bentuk objek estetis pada ilustrasi yang terwujud akibat gaya ini adalah kehadiran rangkaian perangkat listrik futuristik yang melayang dan tersambung di kepala masing-masing figur utama. Teknik pewarnaan menggunakan teknik water color dengan memanfaatkan karakteristik cat air yang transparan, sehingga menghasilkan gelap terang warna yang mampu membentuk persepsi wujud permukaan dan volume benda. Warna yang digunakan adalah warna monokrom dengan memilih warna coklat yang dipadukan dengan warna gelap dan terangnya. Warna coklat juga memberikan sentuhan psikologis kepada pembaca ketika mampu membawa suasana. Ilustrasi terkandung wujud figur dari makna isi puisi tersurat mengenai sosok seorang ibu dan juga yang tersirat yaitu hubungan antara seorang ibu dan anaknya. Gaya lukisan surealisme
memberikan suatu entitas tersendiri dan sehingga fungsi ilustrasi tidak hanya untuk memperjelas saja, namun dengan memaknai lukisannya akan muncul pemahaman dan pemaknaan baru kepada pembaca sehingga memperkaya kedalaman puisi.
Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Penciptaan karya dengan judul: Mengagah Harimau: Seni Tari Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci sebagai Penciptaan Seni Lukis Surealisme”. Perspektif penciptaan karya seni lukis ini difokuskan pada harimau dan gerak dalam tari Mengagah Harimau, masyarakat Pulau Tengah Kerinci. Pada prosesi tersebut ada kejadian yang tidak terduga, yaitu kesurupan (kemasukan roh) harimau yang telah mati, sehingga membuat penari menjadi lepas kendali. Selain itu gerak dalam tarian Mengagah Harimau juga memiliki makna dan pesan moral yang disampaikan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengkarya untuk mewujudkannya dalam bentuk karya seni lukis surealisme. Seni lukis Surealisme merupakan aliran dalam seni lukis yang erat hubungannya dengan dunia fantasi, seakan melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealis seringkali memiliki bentuk yang tidak logis dan seperti khayalan.
Kesimpulan
Kesimpulan
Pada artikel "Boneka Dalam Lukisan Surealisme" Objek boneka menjadi sumber inspirasi dan ide untuk menciptakan lukisan surealisme ini. Mengagah Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci merupakan prosesi adat yang digunakan dalam setiap ada harimau yang mati di hutan atau mati di bunuh, maka di laksanakanlah ritual mengagah harimau. Ritual Mengagah Harimau mengandung pesan dan makna dalam ritual tersebut, pada pelaksaan dalam ritual Mengagah Harimu menginterpretasikan harapan agar harimau yang masih hidup tidak turun gunung dan tidak menggu ternak warga Pulau Tengah Kerinci. Dari ritual tersebut pengkarya ingin mengenalkan ritual Mengagah harimau dalam bentuk baru melalu seni lukisan surealis.
4. Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme
Objek : Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme
Pendekatan / Teori
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Jam Diding yang meleleh yang menggunakan aliran surealisme
Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Surealisme adalah gerakan seni yang mengeksplorasi dunia khayalan, bawah sadar, dan imajinatif. Ide utamanya adalah mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik kesadaran kita, melampaui logika konvensional, dan menjelajahi dunia yang tersembunyi di dalam diri.
Dunia Khayal:
Surealisme menekankan pada pemikiran dan imajinasi bebas dari batasan logika. Seniman surealis menciptakan karya yang menampilkan dunia alternatif atau tak terduga, dengan penggabungan elemen-elemen yang tidak masuk akal secara logis namun memiliki makna yang mendalam. Ini melibatkan representasi mimpi, fantasi, dan alam bawah sadar yang kaya akan simbolisme.
Otomatisme:
Teknik otomatis adalah pendekatan utama dalam seni surealis yang melibatkan penciptaan tanpa kontrol sadar. Seniman menciptakan karya tanpa campur tangan pikiran rasional, membiarkan aliran bawah sadar mereka mengarahkan proses penciptaan. Ini bisa berupa tulisan otomatis, gambaran spontan, atau gerakan tanpa rencana yang jelas, memungkinkan ide-ide muncul secara alami dari dalam diri. Analisis tentang surealisme akan menyoroti bagaimana gerakan ini memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi ide-ide yang jauh dari realitas konvensional, dengan menghadirkan dunia khayal yang menampilkan kekayaan imajinasi manusia dan memberikan ruang bagi ekspresi yang bebas dari batasan logika.
Kesimpulan
Pada artikel "Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme " Penulis melakukan penelitian terhadap Surealisme Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Objek :Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana
Teori / Pendekatan :
Penciptaan seni lukis yang mencerminkan ekspresi ketakutan anjing dalam kerangka surealisme kontemporer. Ini bisa melibatkan penggunaan teknik dan gagasan surealis dalam konteks yang lebih modern. Pendekatan untuk memahami dan merepresentasikan ekspresi emosi anjing, termasuk pandangan kegelisahan, melalui seni lukis sebagai medium.
Analisis :
Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi anjing, khususnya pandangan kegelisahan, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme dan teknik surealis digunakan untuk mengekspresikan ekspresi ini.Analisis tentang bagaimana tema pandangan kegelisahan anjing dalam seni lukis surealis kontemporer dapat terhubung atau merefleksikan keadaan kehidupan kontemporer.
Kesimpulan
Pada artikel Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana" Melalui keseluruhan karya seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing, kesimpulan dapat ditarik mengenai interpretasi sureal terhadap ekspresi anjing dan bagaimana hal ini berinteraksi dengan konteks kontemporer.
Penciptaan seni lukis yang mencerminkan ekspresi ketakutan anjing dalam kerangka surealisme kontemporer. Ini bisa melibatkan penggunaan teknik dan gagasan surealis dalam konteks yang lebih modern. Pendekatan untuk memahami dan merepresentasikan ekspresi emosi anjing, termasuk pandangan kegelisahan, melalui seni lukis sebagai medium.
Analisis :
Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi anjing, khususnya pandangan kegelisahan, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme dan teknik surealis digunakan untuk mengekspresikan ekspresi ini.Analisis tentang bagaimana tema pandangan kegelisahan anjing dalam seni lukis surealis kontemporer dapat terhubung atau merefleksikan keadaan kehidupan kontemporer.
Kesimpulan
Pada artikel Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana" Melalui keseluruhan karya seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing, kesimpulan dapat ditarik mengenai interpretasi sureal terhadap ekspresi anjing dan bagaimana hal ini berinteraksi dengan konteks kontemporer.
6. Analisis ilustrasi buku puisi melihat api bekerja
Objek : Visualisasi buku puisi melihat api bekerja
Teori/Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penilitian yang bertujuan menggambarkan dan menginterpretasi objek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari subjek dan objek yang diamati. Untuk melihat makna ilustrasi pada naskah puisi, setiap ilustrasi dianalisis dengan pendekatan kritik seni yang dikemukakan Edmund Burke Feldman
Analisis
Ada beberapa ilustrasi yang dibahas oleh peneliti salah satunya pada visual puisi mengingat pesan ibu, berikut adalah kutipan dari puisi
Setelah sampai di perhentian terakhir
sajak ini, kau ingat pesan ibumu. Seluruh
yang kaumiliki bukan yang kaumau.
Seluruh yang kaumau bukan yang
kaubutuh. Seluruh yang kaubutuh bukan
yang mampu kaujangkau. Seluruh yang
mampu kaujangkau luruh dan sia-sia
belaka. “Berhenti. Jangan berangkat
sebelum tiba,” katanya.
Peneliti lebih berfokus pada unsur-unsur elemen yang membentuk nilai estetis lukisan tersebut Ilustrasi Mengingat Pesan Ibu mengangkat tema mengenai komunikasi antara ibu dan anak. Gaya lukisan yang digunakan adalah surealisme dengan munculnya visualisasi yang melampaui batas logika dan tanpa kontrol
kesadaran. Bentuk-bentuk objek estetis pada ilustrasi yang terwujud akibat gaya ini adalah kehadiran rangkaian perangkat listrik futuristik yang melayang dan tersambung di kepala masing-masing figur utama. Teknik pewarnaan menggunakan teknik water color dengan memanfaatkan karakteristik cat air yang transparan, sehingga menghasilkan gelap terang warna yang mampu membentuk persepsi wujud permukaan dan volume benda. Warna yang digunakan adalah warna monokrom dengan memilih warna coklat yang dipadukan dengan warna gelap dan terangnya. Warna coklat juga memberikan sentuhan psikologis kepada pembaca ketika mampu membawa suasana. Ilustrasi terkandung wujud figur dari makna isi puisi tersurat mengenai sosok seorang ibu dan juga yang tersirat yaitu hubungan antara seorang ibu dan anaknya. Gaya lukisan surealisme
memberikan suatu entitas tersendiri dan sehingga fungsi ilustrasi tidak hanya untuk memperjelas saja, namun dengan memaknai lukisannya akan muncul pemahaman dan pemaknaan baru kepada pembaca sehingga memperkaya kedalaman puisi.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi Melihat Api Bekerja mengangkat tema mengenai komunikasi, kesendirian, tanggung jawab seorang ibu dan kisah sebuah keluarga. Gaya lukisan yang digunakan adalah surealisme dengan munculnya visualisasi yang melampaui batas logika dan tanpa kontrol kesadaran sebagai
Kesimpulan
Artikel ini membahas tentang teori psikoanalisis memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap aspek psikodinamik, emosional, dan bawah sadar yang tercermin dalam karyaseni "The Scream" oleh Edvard Munch dan "Les Demoiselles d'Avignon" oleh PabloPicasso. Dalam kedua karya tersebut, teori psikoanalisis memungkinkanuntuk melihat melampaui ekspresi permukaan dan memahami makna yang tersembunyi di balik simbol, bentuk, dan komposisi. Kedua karya ini mengilustrasikan bagaimana teori psikoanalisis memandang seni sebagai jendela ke dalam pikiran bawah sadar dan emosiyang tak terungkapkan.
Artikel saya membahas tentang lukisan the son of man karya rene magritte juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dengan teori psikoanalisis mengkaji pemikiran emosional dan alam bawah sadar seniman
Teori/ pendekatan
Analisis
Goya adalah pelukis Spanyol yang hidup pada jaman romantis, Ia dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang bersifat subversif dan subjektif, juga keahliannya dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi selanjutnya seperti Manet dan Picasso. Goya adalah orang yang menderita ketulian dan itu sangat berpengaruh terhadap karya-karyanya, dan Goya tidak hanya terjebak oleh kemapanannya sebagai pelukis istana, tetapi juga bertransformasi dari pelukis potret menjadi pelukis subversif sesuai dengan situasi sosial yang terjadi pada saat itu. Goya selalu selalu berusaha menantang kreativitasnya dengan mencoba mengangkat tema-tema yang tidak biasa dan kontroversial yang terkadang bertentangan dengan otoritas istana dan gereja.
Kesimpulan
Secara garis besar Jurnal ini menjelaskan tentang teori kecemasan yang di kemukakan oleh Freud, dan Penciptaan ini dilatar belakangi oleh sebuah ide dan gagasan mengenaitrauma masa kecil dan dampaknya sampai sekarang kepada fisik dan mental yang masuk ke dalam alam bawah sadar. Upaya katarsis dari Sigmund Freud digunakan perupa dengan mix media disertai dengan pemaknaan-pemaknaan ulang dari rekaman-rekaman jejak ingatan yang ingin dibagikan kepada audiens.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi Melihat Api Bekerja mengangkat tema mengenai komunikasi, kesendirian, tanggung jawab seorang ibu dan kisah sebuah keluarga. Gaya lukisan yang digunakan adalah surealisme dengan munculnya visualisasi yang melampaui batas logika dan tanpa kontrol kesadaran sebagai
center of interest, teknik pewarnaan menggunakan teknik water color.
7. SENI LUKIS VISUAL KORAN KARYA BUDI “UBRUX” HARYONO
Objek : Seni lukis visual koran
Teori/ pendekatan
Clive Bell
Analisis
Realisme sosial merupakan ide dasar Budi “Ubrux” Haryono di dalam menciptakan karya seni lukis. Karya seni lukis Budi “Ubrux” Haryono menekankan kepada tema yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, budaya yang merefleksikan segala lapisan kehidupan masyarakat, semua merupakan bagian dari latar belakang dan pengalaman nyata kehidupan Budi “Ubrux” Haryono. Seiring berjalannya waktu di sini beliau mulai melakukan inovasi tidak hanya bentuk tetapi juga masalah tema salah satunya yaitu mengkritisi fenomena yang terjadi di sekitarnya, berkaitan dengan dampak arus globalisasi informasi, hal tersebut merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Budi “Ubrux” Haryono kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penelitian ini mengenai keberadaan seni lukis Budi “Ubrux” Haryono dari awal hingga seni lukis visual koran, adalah bagian dari perjalanan sejarah seniman dalam melakukan eksplorasi bentuk dan teknis. Dalam menciptakan karya seni lukis visual koran beliau menggunakan teknis realis dengan berbagai macam tahapan dalam setiap pengerjaannya. Dan juga menjelaskan karya-karya lukisan Budi secara rinci menggunakan pendekatan teori bentuk Clive Bell.
Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penelitian ini mengenai keberadaan seni lukis Budi “Ubrux” Haryono dari awal hingga seni lukis visual koran, adalah bagian dari perjalanan sejarah seniman dalam melakukan eksplorasi bentuk dan teknis. Dalam menciptakan karya seni lukis visual koran beliau menggunakan teknis realis dengan berbagai macam tahapan dalam setiap pengerjaannya. Dan juga menjelaskan karya-karya lukisan Budi secara rinci menggunakan pendekatan teori bentuk Clive Bell.
8. Analisis visualisasi karya penderita gangguan kejiawaan di unit informasi layanan sosial merunya
Objek : visualisasi karya penderita gangguan kejiwaan
Teori/Pendekatan
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan psikoanalisis. Menurut Catherine
Marshall, Gretchen B. Rossman menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data ini dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Analisis
Peneliti berfokus mengkaji visual karya penderita gangguan kejiwaan dengan menggunakan psikoanalisis memperhatikan pemikiran latar belakang dari pasien ketika membuat sebuah karya. Munculnya konsep ketidaksadaran (unconscious-ness) dari Sigmund Freud diawal abad ke-20 banyak mempengaruhi proses kreatif para seniman. peneliti bersama yayasan(KPSI) secara aktifmelakukan eksplorasi perasaan, emosi, imajinasi dan fantasi mereka melalui aktivitas menggambar dan melukis.Disini tampak ada spirit, fantasi, kreativitas, harapan dan potensi tersembunyi di dalam diri mereka yang memerlukan penyaluran agar dapat termanifestasi menjadi karya-karya seni yang dapat di apresiasi oleh masyarakat luas. memunculkan sebuah pandangan walaupun pasien tidak tahu menahu mengenai teori psikoanalisis Pengaruh pemikiran Freud terlihat jelas pada karya-karya seni.
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian peneliti berkesimpulan Bahasa rupa dan psikoanalisa saling melengkapi dalam membaca makna. dalam satu kasus pasien bernama ialah orang yang sensitif dengan kondisi lingkungan sekitarnya. yang dimana dalam gambar buatannya pasien menghiasi pinggiran lukisannya dengan frame sebagai representasi bahwa pasien orang yang sangat mencintai keindahan dan sebagai representasi dari zona nyaman pasien.
9. Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme
Objek : Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme
Teori / Pendekatan : Pendekatan yang mungkin digunakan dalam penelitian ini:
Simbolisme dalam Seni: Analisis tentang bagaimana lampu dijadikan simbol untuk mewakili berbagai permasalahan, mungkin dengan mempertimbangkan simbolisme lampu dalam konteks budaya atau sosial di Indonesia. Surealisme dan Penafsiran Visual: Penggunaan prinsip surealisme dalam menggambarkan lampu sebagai simbol, mungkin dengan menerapkan teori interpretasi visual dalam seni lukis.
Analisis :
Analisis akan terfokus pada:
Interpretasi Simbol Lampu: Penafsiran tentang bagaimana lampu direpresentasikan dalam setiap karya seni, bagaimana penggunaan simbol ini menceritakan pesan terkait fenomena permasalahan di Indonesia.
Pesan dan Narasi yang Disampaikan: Analisis tentang pesan atau narasi yang ingin disampaikan oleh seniman melalui representasi simbol lampu dalam setiap karyanya.
Kesimpulan
Pada artikel "Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme" Kesimpulannya, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana seniman menggunakan simbol lampu dalam konteks surealis untuk menyampaikan pesan mengenai permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia.
10. Analisis kesenian rengganis sebagai inspirasi penciptaan lukisan surealis
Objek : Kesenian rengganis
Teori/pendekatan
Peneliti menggunakan teori pendekatan studi observasi, dokumenter, dan non tes. Sumber data primer yang diperoleh dari penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengan Sutradara kesenian Rengganis di Desa Karangsari, Dusun Tapak Lembu, Kabupaten Banyuwangi, Bapak Yahmin. Pemilik dan pemelihara Naskah Rengganis di Pondok Pesantren Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Gus Reza, dan lakon Umar-moyo Bapak Saniman.Sumber data primer yang diperoleh dari penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengan Sutradara kesenian Rengganis di Desa Karangsari, Dusun Tapak Lembu, Kabupaten Banyuwangi, Bapak Yahmin. Pemilik dan pemelihara Naskah Rengganis di Pondok Pesantren Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Gus Reza, dan lakon Umar-moyo Bapak Saniman.
Analisis
Peneliti berfokus pada pengumpulan informasi, ide dan gagasan yang nantinya akan menjadi pondasi pembentukan lukisan surealis. peneliti melewati berbagai tahapn seperti, eksplorasi, ide penciptaan, tema penciptaan, objek referensi penciptaan, sketsa hingga tahap realisasi
Kesimpulan
Kesenian Rengganis merupakan kesenian akulturasi tiga kebudayaan yaitu kebudayaan Timur Tengah (Islam), kebudayaan suku Jawa, dan kebudayaan suku Osing yang diolah sedemikian rupa dengan tujuan sebagai syiar agama Islam di Kabupaten Banyuwangi. Pen-ciptaan karya ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan penulis karena Kesenian Rengganis kurang dikenal bahkan mulai hilang dan penulis ingin mengekspresikan kegelisahan tersebut melalui seni lukis dengan tujuan untuk mengenalkan kembali Kesenian Rengganis. Penciptaan ini memvisualkan kesenian yang didalamnya banyak terdapat banyak nilai-nilai religi, maka aliran seni lukis surealisme sangatlah tepat untuk menyampaikan gagasan yang terdapat da-lam Kesenian Rengganis.
11. Analisis makna lukisan Karya Sriyadi Srinthil
Objek : Lukisan Sriyadi Srinthil
Teori/Pendekatan
Metode yang digunakan yang dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskripsi tersebut sebagai representatif objektif tentang fenomena karya Sriyadi, fenomena tersebut berupa makna atau gagasan yang ada di dalam lukisan karya Sriyadi. Langkah penelitian dengan menghimpun data, dimulai berupa informasi aktual secara terperinci dengan menetapkan rencana dan keputusan di waktu mendatang.
Analisis
Berfokus mencari makna visualialisasi dari sang seniman yang dimulai dari profil singkat seniman Sriyadi lahir di Sleman pada 7 maret 1969 Yogyakarta. dengan pengalaman masa kuliah beliau dikenal sebagai tukang gambar aktiv di univ UGM beliau sudah sering melukis dengan mengambil tema sosial namun sering mendapat kritikan, intepretasi ide imajinasi beliau begitu liar sehingga tak banyak karya beliau yang disita aparat pemerintah karena memang isu yang menjadi ispirasi beliau sangat berbahaya
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya, diperoleh kesimpulan lukisan karya Sriyadi yaitu lukisan-lukisan atau bentuk menunjukan kehidupan sosial, di lingkungannya yang direpresentasikan berdasarkan ide yang berbeda dengan bentuk yang asli, masing-masing objek dan warna menjadi bentuk mempunyai makna yang berbeda. Bentuk-bentuk berisikan figur yang ada di lingkungan sekitar jadi makna lukisan ini ingin mengangkat kehidupan sosial.
12. EKSPRESI KREATIFITAS FRANSICO JOSE de GOYA y LUCIENTES
Objek : Lukisan-Lukisan GoyaTeori/ pendekatan : Teori estetika Benedetto Croce
Analisis
Goya adalah pelukis Spanyol yang hidup pada jaman romantis, Ia dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang bersifat subversif dan subjektif, juga keahliannya dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi selanjutnya seperti Manet dan Picasso. Goya adalah orang yang menderita ketulian dan itu sangat berpengaruh terhadap karya-karyanya, dan Goya tidak hanya terjebak oleh kemapanannya sebagai pelukis istana, tetapi juga bertransformasi dari pelukis potret menjadi pelukis subversif sesuai dengan situasi sosial yang terjadi pada saat itu. Goya selalu selalu berusaha menantang kreativitasnya dengan mencoba mengangkat tema-tema yang tidak biasa dan kontroversial yang terkadang bertentangan dengan otoritas istana dan gereja.
Goya adalah pelukis Spanyol yang hidup pada jaman romantis, Ia dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang bersifat subversif dan subjektif, juga keahliannya dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi selanjutnya seperti Manet dan Picasso. Goya adalah orang yang menderita ketulian dan itu sangat berpengaruh terhadap karya-karyanya, dan Goya tidak hanya terjebak oleh kemapanannya sebagai pelukis istana, tetapi juga bertransformasi dari pelukis potret menjadi pelukis subversif sesuai dengan situasi sosial yang terjadi pada saat itu. Goya selalu selalu berusaha menantang kreativitasnya dengan mencoba mengangkat tema-tema yang tidak biasa dan kontroversial yang terkadang bertentangan dengan otoritas istana dan gereja.
Kesimpulan
Artikel ini sangat memfokuskan membahas Goya dan karya-karya lukisannya yang penuh dengan kontroversial dan apa adanya pada masanya secara rinci. dan dengan dipengaruhi oleh keterbatasan fisiknya yang sudah tuli sehingga dia berusaha menerjemahkan apa yang dilihatnya dengan lebih dihayati dengan sangat dalam. dan dapat dikaitkan Ekspresi Kreatif Goya ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Estetika Croce yang menekankan pentingnya intuisi.
Artikel ini sangat memfokuskan membahas Goya dan karya-karya lukisannya yang penuh dengan kontroversial dan apa adanya pada masanya secara rinci. dan dengan dipengaruhi oleh keterbatasan fisiknya yang sudah tuli sehingga dia berusaha menerjemahkan apa yang dilihatnya dengan lebih dihayati dengan sangat dalam. dan dapat dikaitkan Ekspresi Kreatif Goya ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Estetika Croce yang menekankan pentingnya intuisi.
13. Analisa Visualisasi Makna Surealisme Pada Video Klip Up And Up
Objek : Video Klip Coldplay Up & up
Teori/Pendekatan
peneliti menggunakan teori pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce. Peirce mengemukakan bahwa dalam kehidupan manusia memiliki ciri yaitu adanya pencampuran tanda dan cara penggunaannya dalam aktivitas yang bersifat representatif.[1] Tanda merupakan sesuatu yang tampak, merujuk pada sesuatu, mampu mewakili relasi antara tanda dengan penerima tanda yang bersifat representatif dan mengarah pada interpretasi. Adapun syarat agar sesuatu dapat disebut sebagai tanda yaitu apabila sesuatu itu dapat ditangkap, menunjuk pada sesuatu, menggantikan, mewakili, menyajikan dan dan memiliki sifat representatif,
Analisis
Peneliti berfokus pada setiap frame dan scene yang ada pada video klip, makna terirat yang paling mudah untuk ditemukan dialam video klip tersebut yaitu isu-isu global yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti perang, kelaparan, kerusakan ekosistem bagi tumbuhan dan fauna. dalam Video klip Up and Up menggunakan teknik pengambilan gambar yang unik juga efek multi dimensi yang disajikan tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menafsirkan pesan. Hal tersebut yang membuat Penulis tertarik meneliti pesan tersirat dalam video klip tersebut. Sekilas tidak ada penyampaian secara langsung mengenai maksud dan tujuan pesan yang ingin disampaikan, terlihat dari konsep surealisme pada setiap scene-scene nya. Bagi Peneliti , pesan yang disampaikan bisa saja merupakan sindiran terhadap pola kehidupan manusia. Namun yang lebih penting adalah apakah tujuan dari penyampaian pesan melalui video klip tersebut telah terpenuhi. Dalam video ini, band Coldplay menggambarkan berbagai karya visual yang unik,seperti anak perempuan yang berenang di hutan yang terbakar, serta anak-anak yang berenang didalam mesin cuci.
Kesimpulan : perbandingan artikel
Video klip Coldplay yang berjudul „Up and Up‟ merupakan sebuah video klip yang di dalamnya terdapat tanda-tanda dan makna. Proses produksi dan interpretasi TANDA tidak dapat dinafikan dari kehidupan manusia bersama kebudayaannya. Video klip ini merupakan kesatuan dari gambar dan gambar lainnya yang berkaitan dan memunculkan makna dan interpretasi tersendiri bagi para penafsirnya. Penelitian ini menemukan bahwa Tanda yang sering dimunculkan pada video klip ini ialah Api, Langit, dan Laut yang merupakan
representament dari bumi, dimana objeknya adalah manusia. Melalui pembuatan video klip tersebut, Coldplay mencoba menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan sedikit halus. Meskipun dengan cara menyandingkan manusia dengan fenomena alam disekeliling nya. Dengan pembuatan teknik yang surealis, Coldplay juga menyinggung serta menyindir manusia yang telah merusak bumi. Gambar yang diterapkan pada video klip ini merupakan imajinasi dari dua sutradara yang menerjemahkan keinginan dari empat personil Coldplay, dimana unsur surealisme yang digunakan grup ini menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kondisi sosial, alam, dan politik saat ini.
14. Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme
Objek : Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme
Objek : Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme
Pendekatan / Teori
Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia yang memakai baju berwarna hijau, dengan capit kepiting berwarna merah. Tangan sebelah kanan dan menggunakan jubah berwarna merah , kulit yang kecoklatan serta memiliki wajah tumbuh dengan leher menjulang panjang dari dada sebelah kanan tempat hati berada. Terlihat juga tumbuhan bunga dengan warna putih kemerahan
Analisis:
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Introspeksi diri dalam kehidupan bermasyarakat, adalah ketika seseorang yang selalu bermuhasabah akan selalu melakukan perbaikan terhadap akhlak agar mampu hidup sebagai manusia yang sebaik-baiknya serta dicintai oleh Allah SWT. Seseorang akan mampu hidup dengan damai serta tentram. Begitu halnya, dengan mengintrospeksi diri, dapat mencegah sesuatu hal buruk terjadi dalam diri seseorang. Proses introspeksi diri yang baik akan berpengaruh kepada gaya komunikasi, sikap terhadap lingkungan sosial, kerja kepemimpinan, pola pikir, emosi, dan lain sebagainya (Lauster, 1992), Kehidupan yang penulis rasakan. Mencoba menggambarkan masalah sosial/ fenomena sosial yang tidak sesuai dengan keinginan menjadi individu yang seharusnya, sehingga dapat diekspresikan dengan sempurna ke dalam karya seni lukis. Sesuai yang dituangkan dalam satu judul “Introspeksi Diri dalam Karya Seni Lukis Surealisme”
Kesimpulan
Pada artikel "Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme " Penulis melakukan penelitian terhadap apa itu intropeksi diri dalam seni Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu Untuk mewujudkan karya penulis melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, melakukan pengamatan. Kedua tahapan elaborasi, menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri. Penulis melakuakan pendalaman mengenai introspeksi diri terhadap pengalman pribadi. Ketiga, tahapan sintesis, menetapkan karya-karya lukisan tentang introspeksi diri. Tahap keempat realisasi konsep, tahap pertama persiapan sketsa, alat, bahan dan media, proses editing awal, proses editing akhir, dan terakhir proses finishing karyaTahapan kelima, diadakannya Setelah pameran selesai, materi akan tersedia dalam bentuk katalog pameran dan laporan karya akhir.
15. Lingkungan hidup dan perilaku konsumtif dalam karya seni lukis surealis
Objek : Karya lukisan surealis mulya putra
Teori/Pendekatan
Menurut Adli (2019:5), Memvisualisasikan dari kumpulan ide dan gagasan ke dalam karya lukis,.atau proses penggarapan karya tersebut yang melaui berbagai tahap seperti persiapan pembuatan karya, elaborasi pedalaman secara analisis, sintesis penggabungan ide, realisasikan konsep yang merpakan tahap kedua sintesis
Analisis
Peneliti berfokus pada visualisasi karya seni abstrak yang beliau sajikan, karya seninya sendiri terinspirasi dari perilaku konsumtif masyarakat yang akhir-akhir ini menjadi isu dalam masyarakat, berbekal ide gagasan tersebut terealisasi lukisan-lukisan tersebut. tindakan memproduksi sesuatu yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan”. Perilaku konsumtif merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kepudaran terhadap budaya lokal karena bergantung kepada produk lain secara tidak wajar seperti terlalu banyak mengkonsumsi gaya luar negri, dimana juga berdampak terhadap lingkungan sekitar seiring dengan kebutuhan manusia menjadi berlebihan.
Kesimpulan
Penulis berusaha untuk menampilkan objek-objek yang mudah dipahami oleh penikmat seni supaya pesan-pesandi dalam karya tersampaikan dengan baik. Karyakarya yang penulis hadirkan merupakan buah dari hasil pengamatan penulis yang menimbulkan keresahan bagi penulis khususnya perilaku konsumtif yang terjadi pada masyarakat. Keresahan penulis tersebut diungkapkan ke dalam karya seni lukis surealis, yang menggambarkan figur-figur manusia, hewan, dan pemandangan alamserta ingin menyampaikan pesan positif melalui karya tersebut.
16. Analisis Lucia Hartini dan Lukisannya dari pespektif psikoanalisis
Objek : Lucia Hartini dan Lukisannya
Teori/Pendekatan
Pendekatan psikoanalisis dalam sejarah seni rupa terutama berkaitan dengan aspek ketidaksadaran yang terwujud pada karya seni rupa. Metode ini kompleks karena menyangkut sisi seniman, tanggapan artistik penikmat, dan konteks kulturalnya. Metode ini sebagian pula memanfaatkan teori-teori ikonografi, feminisme, Marxisme, semiotika, dan juga psikobiografi yang mengkaji relasi perkembangan psikologis perupa dengan karyanya (Adams. 1996:179). Terdapat perbedaan yang amat mendasar antara sejarah seni rupa dengan psikoanalisis sebagai disiplin ilmu tetapi keduanya memiliki beberapa kesamaan. Kekuatan citraan (images) dan makna simboliknya, proses dan produk kreatif, serta dengan sejarah atau pengalaman menjadi perhatian kedua bidang. Karya seni rupa melibatkan citraan, mimpi, lamunan, fantasi, canda, dan simptom neurosis. Relasi keduanya, psikoanalisis dan seni atau sisi kultural. Hal-hal yang irrasional, serba kebetulan menjadi lahan eksperimen dalam proses kreatif seniman. Dunia batin berisi mimpi-mimpi dan khayalan yang sebelumnya dianggap absurd dan tidak logis mendorong seniman untuk mendalami dan mencari makna di dalamnya.
Analisis
Satu hal menarik yang perlu diingat psikoanalisis dengan arkeologi, mereka ini bisa dibilang hampir sama Jika temuan arkeologis menyingkap sejarah baru, sebagaimana Heinrich Schliemann menggali Troya dan Sir Arthur Evan menemukan peradaban Minoan, maka psikoanalisis membuka tabir masa kecil seseorang. Peniliti tidak hanya berfokus pada lukisann dari Lucia Hartini namun pergi lebih dalam ke histori masa kecilnya sehingga dapat diketahui seperti apa alam bawah sadar dan karakteristik beliau sehingga dapat diketahui apa saja yang mempengaruhi lukisan-lukisannya. Gagasan tentang ilusi, mimpi, dan fantasi sesungguhnya hal yang lumrah dalam proses penciptaan seni lukis. Pencitraan yang enigmatik atau ganjil dalam konstelasi seni lukis Indonesia modern. Lucia Hartini bisa dikatakan seorang pelukis introvert yang menjalani hidup sebagai vegetarian ini terlahir dalam keluarga yang memiliki kemampuan untuk “melihat” dunia atau realitas yang tersembunyi (vision). Bakatnya ini diturunkan dari kedua orang tuanya, dan semakin diperkuat dengan kisah-kisah supranatural yang didengarnya semasa kecil. Pengalaman semasa kanak-kanak yang membekas dalam ingatannya ini sering juga hadir dalam karyanya
Kesimpulan
Penulisan biografi pelukis dari sisi psikologis membawa apresiator pada kosmologi dan suasana mental (mood) yang melatari proses kreatifnya. Hal ini membawa perspektif yang lebih objektif karena pelukis selaku subjek atau kreator lukisan dianggap selalu relevan dengan karyanya. Dalam sebuah lukisan, elemen visual sebagai repertoir yang digambarkan pelukis tidak hadir begitu saja. Kemampuan memilah, menyeleksi, menggubah, dan menatanya juga tidak bersifat psikomotoris atau mekanis saja. Ada aspek pengalaman, mimpi, cita-cita, fantasi, atau juga ketakutan yang mendasarinya dan pasti ada pula proses yang melibatkan instansi mental sang pelukis.
17. TINJAUAN PSIKOANALISIS KARYA SENI “THE SCREAM” DAN “LESDEMOISELLES D’AVIGNON”
Objek : Lukisan The Scream
Objek : Lukisan The Scream
Teori/ pendekatan
Teori Psikoanalisis
Analisis :
Lukisan “The Scream” (jeritan) karya seniman Norwegia Edvard Munch pada tahun 1893dengan menggunakan media pastel. Beberapa pengamat dan kritikus seni melihat lukisan inisebagai ekspresi dari pengalaman batin yang menakutkan. dan ukisan Les Demoiselles d’Avignon yang dilukis pada tahun 1907 olehPablo Picasso dan merupakan contoh paling terkenal dari lukisan dengan aliran kubisme. Dalamlukisan ini, Picasso meninggalkan semua bentuk dan representasi seni tradisional yang dikenal.Dalam lukisan ini, kehadiran wajah-wajah yang terdistorsi dan tubuh-tubuh yang disusun secaratidak konvensional
Lukisan “The Scream” (jeritan) karya seniman Norwegia Edvard Munch pada tahun 1893dengan menggunakan media pastel. Beberapa pengamat dan kritikus seni melihat lukisan inisebagai ekspresi dari pengalaman batin yang menakutkan. dan ukisan Les Demoiselles d’Avignon yang dilukis pada tahun 1907 olehPablo Picasso dan merupakan contoh paling terkenal dari lukisan dengan aliran kubisme. Dalamlukisan ini, Picasso meninggalkan semua bentuk dan representasi seni tradisional yang dikenal.Dalam lukisan ini, kehadiran wajah-wajah yang terdistorsi dan tubuh-tubuh yang disusun secaratidak konvensional
Kesimpulan
Artikel ini membahas tentang teori psikoanalisis memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap aspek psikodinamik, emosional, dan bawah sadar yang tercermin dalam karyaseni "The Scream" oleh Edvard Munch dan "Les Demoiselles d'Avignon" oleh PabloPicasso. Dalam kedua karya tersebut, teori psikoanalisis memungkinkanuntuk melihat melampaui ekspresi permukaan dan memahami makna yang tersembunyi di balik simbol, bentuk, dan komposisi. Kedua karya ini mengilustrasikan bagaimana teori psikoanalisis memandang seni sebagai jendela ke dalam pikiran bawah sadar dan emosiyang tak terungkapkan.
Artikel saya membahas tentang lukisan the son of man karya rene magritte juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dengan teori psikoanalisis mengkaji pemikiran emosional dan alam bawah sadar seniman
18. EKSPRESI KREATIFITAS FRANSICO JOSE de GOYA y LUCIENTES
Objek : Lukisan-Lukisan GoyaTeori/ pendekatan
Teori estetika Benedetto Croce
Analisis
Goya adalah pelukis Spanyol yang hidup pada jaman romantis, Ia dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang bersifat subversif dan subjektif, juga keahliannya dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi selanjutnya seperti Manet dan Picasso. Goya adalah orang yang menderita ketulian dan itu sangat berpengaruh terhadap karya-karyanya, dan Goya tidak hanya terjebak oleh kemapanannya sebagai pelukis istana, tetapi juga bertransformasi dari pelukis potret menjadi pelukis subversif sesuai dengan situasi sosial yang terjadi pada saat itu. Goya selalu selalu berusaha menantang kreativitasnya dengan mencoba mengangkat tema-tema yang tidak biasa dan kontroversial yang terkadang bertentangan dengan otoritas istana dan gereja.
Kesimpulan
Artikel ini sangat memfokuskan membahas Goya dan karya-karya lukisannya yang penuh dengan kontroversial dan apa adanya pada masanya secara rinci. dan dengan dipengaruhi oleh keterbatasan fisiknya yang sudah tuli sehingga dia berusaha menerjemahkan apa yang dilihatnya dengan lebih dihayati dengan sangat dalam. dan dapat dikaitkan Ekspresi Kreatif Goya ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Estetika Croce yang menekankan pentingnya intuisi.
Artikel ini sangat memfokuskan membahas Goya dan karya-karya lukisannya yang penuh dengan kontroversial dan apa adanya pada masanya secara rinci. dan dengan dipengaruhi oleh keterbatasan fisiknya yang sudah tuli sehingga dia berusaha menerjemahkan apa yang dilihatnya dengan lebih dihayati dengan sangat dalam. dan dapat dikaitkan Ekspresi Kreatif Goya ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Estetika Croce yang menekankan pentingnya intuisi.
19. Analisis visual Lukisan surealis seni angguk berdasarkan Teori Art Practice as Research (penciptaan seni sebagai penelitian)
Objek : lukisan seni angguk
Teori/Pendekatan
Objek : lukisan seni angguk
Teori/Pendekatan
metode Art Practice as Research (penciptaan seni sebagai penelitian)
Metode Art Practice as Research adalah metode yang menekankan pada pemikiran
artistik, proses kreatif, keterampilan konseptual, dan penelitian atas keterampilan teknik
pembuatan seni (Marshall dan D’Adamo, 2011: 12).Metode ini melibatkan peran aktif peneliti dalam proses
menghasilkan karya seni melalui tahapan-tahapan dalam proses penciptaan karya seni. Metode ini menggabungkan metode penelitian pendidikan dengan metode penciptaan seni rupa atau memasukkan metode penciptaan seni rupa dalam penelitian pendidikan.
Analisis
Hasil penelitian ini terfokus pada karakteristik dan visual dari lukisan surealis seni angguk. Hasil penelitian menunjukkan ada banyak aspek yang mempengaruhi sebuah karakteristik lukisan, Lukisan surealis seni Angguk menggambarkan karakteristik seni Angguk yang meliputi adegan ndadi, adanya sesaji, dan busana penari Angguk. gerakan penari dan busana yang dibawakan memberikan kesan magis yang membentuk karakteristik dari lukisan ini. Lukisan surealis seni Angguk merupakan hasil dari inspirasi proses kreatif pelukis Subandi yang didasarkan pada kajian seni tradisional dan kebebasan berimajinasi. Pelukis Subandi mendapatkan ide dari lingkungan sekitar. Lingkungan tempat tinggal pelukis Subandi adalah lingkungan pengerajin wayang. Jadi, pelukis Subandi mendapatkan ide penciptaan karyanya dari kesenian tradisional berupa wayang. dalam proses kreatif pencipataan karya seni sang pelukis melewati fase Tahap iluminasi sering disebut dengan tahap inspirasi. Di tahap ini Seseorang mengembangkan ide yang didapat dengan mengontruksikan pengalaman-pengalaman yang didapat sebelumnya. Tahap ini dilakukan eksplorasi dengan membuat sketsa yang mengembangkan bentuk-bentuk objek. Sketsa dibuat terlebih dahulu sebelum mebuat karya pada kanvas, seperti proses kreatifnya pelukis Subandi yang juga selalu membuat sketsa pada kertas terlebih dahulu sebelum membuat karya pada kanvas. Sketsa dibuat dengan tujuan melihat komposisi atau susunan karya sebelum diterapkan pada kanvas.Representasi ulang serta ide yang dibawakan pelukis menciptakan aliran visual surealis yang terkesan seperti berada di alam mimpi
Kesimpulan
Peneliti melakukan penelitian terhadap karakteristik dan visual lukisan surealis seni angguk menggunakan teori art practice as research (penciptaan seni sebagai penelitian) yang mengeluarkan pandangan bahwa sebuah karya seni melalui pemikiran artistik, proses kreatifitas, keterampilan konseptual, dan penelitian atas keterampilan teknik
pembuatan seni dari semua tahapan tersebut dapat dikatakan karya seni memiliki arti dan makna yang mendalam dari setiap elemen dan goresan pada kanvas
20. Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme
Objek : Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme
Objek : Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme
Pendekatan / Teori :
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut menampilkan gambar objek yang nyata dalam kondisi yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Sehingga aliran Surealisme memiliki citra seperti dalam keadaan mimpi. seperti dengan gambar manusia setengah ikan, jam yang meleleh, potret wajah yang tertukar, dan lain-lain. Gambar tersebut umumnya bersifat spontan, tidak beraturan, dan cenderung abstrak
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut menampilkan gambar objek yang nyata dalam kondisi yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Sehingga aliran Surealisme memiliki citra seperti dalam keadaan mimpi. seperti dengan gambar manusia setengah ikan, jam yang meleleh, potret wajah yang tertukar, dan lain-lain. Gambar tersebut umumnya bersifat spontan, tidak beraturan, dan cenderung abstrak
Analisis
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Lesung adalah contoh dari benda kebudayaan yang berperan dalam terbentuknya suatu kebudayaan, alat tumbuk ini dulu merupakan alat yang dapat menyatukan kebersamaan antar masyarakat. Ketika menumbuk lesung biasanya, kegiatan tersebut dilakukan oleh lebih dari dua orang,didalam kegiatan tersebut biasanya ada interaksi antar dua individu yang memperat hubungan mereka yang dilakukan dengan bercerita dan bertukar pikiran. seiring berjalan nya waktu lesung sudah mulai tidak di gunakan lagi karena perkembangan jaman dan tekonologi Ini menginspirasi penulis untuk menampilkan lesung sebagai pengembangan ide imajinasi menjadi sebuah karya seni lukis, yang berisikan pesan dan makna akan permasalahan terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga benda kebudayaan. Atas permasalahan di atas, penulis menganggap lesung menarik untuk diangkat kedalam karya akhir agar cerita yang ada pada lesung tidak dilupakan oleh masyarakat pada saat ini. Dari uraian yang dikemukakan diatas, penulis ingin membuat sebuah karya dengan judul “Lesung sebagai SumberKehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealis“.
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Lesung adalah contoh dari benda kebudayaan yang berperan dalam terbentuknya suatu kebudayaan, alat tumbuk ini dulu merupakan alat yang dapat menyatukan kebersamaan antar masyarakat. Ketika menumbuk lesung biasanya, kegiatan tersebut dilakukan oleh lebih dari dua orang,didalam kegiatan tersebut biasanya ada interaksi antar dua individu yang memperat hubungan mereka yang dilakukan dengan bercerita dan bertukar pikiran. seiring berjalan nya waktu lesung sudah mulai tidak di gunakan lagi karena perkembangan jaman dan tekonologi Ini menginspirasi penulis untuk menampilkan lesung sebagai pengembangan ide imajinasi menjadi sebuah karya seni lukis, yang berisikan pesan dan makna akan permasalahan terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga benda kebudayaan. Atas permasalahan di atas, penulis menganggap lesung menarik untuk diangkat kedalam karya akhir agar cerita yang ada pada lesung tidak dilupakan oleh masyarakat pada saat ini. Dari uraian yang dikemukakan diatas, penulis ingin membuat sebuah karya dengan judul “Lesung sebagai SumberKehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealis“.
Kesimpulan
Pada artikel "Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme" Penulis melakukan penelitian terhadap Lesung, Lesung adalah contoh kebudayaan yang ada , Tujuan penulis melakukan penelitian terhadap dlesung adalah untuk memperkenalkan alat tumbuk khas kebudayaan yaitu lesung kepada mudamudi generasi penerus bangsa khususnya pada masyrakat indonesia . Dengan menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
21. Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
Objek : Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
Objek : Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
Pendekatan / Teori :
Lukisan surealis dalam konteks representasi Kesenian Rengganis bisa menggunakan beberapa pendekatan atau teori dalam menciptakan karya seni yang menekankan pada nilai-nilai lokal dan spiritual:
Simbolisme Budaya dan Mitologi Lokal : Seniman menggunakan simbol-simbol yang mendalam dalam budaya Jawa Barat atau mitos lokal sebagai elemen utama dalam lukisannya. Ini bisa mencakup ikon-ikon tradisional, simbol-simbol alam, atau narasi mitologi yang merujuk pada kepercayaan dan nilai-nilai masyarakat setempat.
Ekspresi Spiritual dan Kebatinan : Lukisan surealis dalam konteks Kesenian Rengganis mungkin mencoba mengungkapkan dimensi spiritual atau kebatinan dalam budaya Jawa Barat. Hal ini dapat ditampilkan melalui penggunaan simbol-simbol spiritual, ikon-ikon keagamaan, atau representasi dari pengalaman keagamaan atau mistis.
Hubungan Manusia dengan Alam : Seniman mungkin menyoroti hubungan manusia dengan alam dalam lukisannya, tekanan pada keterhubungan yang erat antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Elemen alam, seperti flora dan fauna lokal, mungkin ditampilkan secara simbolis atau surealis dalam karya seni.
Lukisan surealis dalam konteks representasi Kesenian Rengganis bisa menggunakan beberapa pendekatan atau teori dalam menciptakan karya seni yang menekankan pada nilai-nilai lokal dan spiritual:
Simbolisme Budaya dan Mitologi Lokal : Seniman menggunakan simbol-simbol yang mendalam dalam budaya Jawa Barat atau mitos lokal sebagai elemen utama dalam lukisannya. Ini bisa mencakup ikon-ikon tradisional, simbol-simbol alam, atau narasi mitologi yang merujuk pada kepercayaan dan nilai-nilai masyarakat setempat.
Ekspresi Spiritual dan Kebatinan : Lukisan surealis dalam konteks Kesenian Rengganis mungkin mencoba mengungkapkan dimensi spiritual atau kebatinan dalam budaya Jawa Barat. Hal ini dapat ditampilkan melalui penggunaan simbol-simbol spiritual, ikon-ikon keagamaan, atau representasi dari pengalaman keagamaan atau mistis.
Hubungan Manusia dengan Alam : Seniman mungkin menyoroti hubungan manusia dengan alam dalam lukisannya, tekanan pada keterhubungan yang erat antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Elemen alam, seperti flora dan fauna lokal, mungkin ditampilkan secara simbolis atau surealis dalam karya seni.
Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Kesenian Rengganis. Kesenian Rengganis adalah seni pertunjukan berbentuk drama tari lakon yang merupakan akulturasi kebudayaan jawa dengan kebudayaan osing. Kesenian ini disebut juga kesenian Praburoro yang berasal dari kata ‘Prabu’ berarti raja dan ‘Rara’ berarti perempuan, sehingga Praburoro berarti raja perempuan. Kesenian tersebut dapat ditampilkan dengan berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karya seni lukis. Dalam penelitian ditemukan permasalahan bahwa kesenian Rengganis tidak lagi dikenal akibat tereduksi oleh kesenian lain yang serupa yakni Seni Janger yang lebih populer hingga saat ini. Penekanan dalam penelitian ini ini terletak pada jenis karyanya, yaitu seni lukis. Seni lukis merupakan suatu kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Ditemukan hasil bahwa filosofi kesenian Rengganis dapat disampaikan melalui seni lukis surealisme.
Kesimpulan
Pada artikel " Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis" Penulis melakukan penelitian terhadap Kesenian Rengganis , Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan kembali kesenian Rengganis dalam karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
22. Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme
Objek : Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme
Objek : Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme
Teori / Pendekatan :
Penggunaan teori ekspresionisme untuk menggambarkan dan mengeksplorasi berbagai ekspresi emosi manusia melalui seni lukis surealisme.Pendekatan untuk memahami bagaimana seniman menafsirkan dan merepresentasikan ekspresi wajah dalam konteks surealisme.
Analisis
Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi, seperti marah, senyum, tangis, takut, dan lainnya, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme sureal digunakan untuk meluaskan atau mengubah makna ekspresi tersebut.Menilai keaslian ekspresi dalam lukisan surealis, yakni bagaimana mereka dapat mempertahankan ciri khas dari ekspresi wajah sambil mengeksplorasi kemungkinan sureal.
Kesimpulan
Pada artikel "Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme"Penelitian ini akan membantu dalam memahami bagaimana seniman menggunakan surealisme untuk menggambarkan dan mengeksplorasi ekspresi wajah manusia dalam konteks surealisme.
23. Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis”
Objek : Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
Objek : Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
Teori / Pendekatan :
Pendekatan yang digunakan mungkin meliputi konsep "Male Gaze" yang mengacu pada pengaruh mewujudkan atau melihat laki-laki yang mempengaruhi konstruksi citraan perempuan dalam seni. Teori feminisme, analisis gender, atau studi tentang representasi perempuan dalam seni juga mungkin digunakan dalam menafsirkan pengaruh pandangan laki-laki dalam lukisan tersebut.
Analisis
Analisis dilakukan melalui tahapan empat:
Deskripsi: Menggambarkan secara detail karya seni, termasuk unsur visual yang terdapat dalam lukisan.
Analisis: Menganalisis bagaimana pandangan laki-laki tercermin dalam konstruksi citraan danitas seksual perempuan dalam lukisan.
Interpretasi: Menginterpretasikan makna atau pesan yang terdapat dalam representasi perempuan dalam konteks pandangan laki-laki yang tercermin dalam karya seni.
Penilaian: Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap dampak pengaruh “Male Gaze” terhadap representasi perempuan dalam lukisan.
Kesimpulan
Pada artikel "Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin"Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa lukisan adalah salah satu media ekspresi bagi seniman untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dengan pandangan yang tercermin dari sudut pandang laki-laki, hal ini menimbulkan perhatian yang menarik dalam konteks pencitraan gender.
24. Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan
Objek : Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan
Objek : Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan
Pendekatan / Teori :
Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia gemuk memakai baju putih dan memegang pedang dan ada juga lukisan seperti manusia namun kepala yang berbentuk aneh dan di sebut aliran surealisme
Analisis
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis.Tulisan ini mengangkat figur gendut sebagai ide dasar penciptaan seni lukis dengan menggunakan gaya pop surealisme. Penggabungan antara daya imajinasi tentang figur gendut dengan berbagai permasalahan yang bisa diangkat dari figur merupakan sebuah jalan dalam menciptakan karya-karya yang unik, terkadang satir, serta jenaka. Bentuk-bentuk kartunal yang digunakan dalam membuat figur gendut dan figurfigur lainnya merupakan satu tujuan khusus agar karya yang disampaikan memiliki unsur yang informatif terhadap para apresian. Menjadi gendut bagi setiap manusia yang mengalaminya sebenarnya bukan sebuah keinginan. Melalui berbagai perjalanan masa atau era yang bergulir hingga saat ini, persoalan tentang tubuh telah menuju pada bentuk yang indah dan ideal. Kecantikan dan ketampanan pada saat ini juga diukur pada orang-orang yang memiliki bentuk tubuh yang “normal” dan ramping. Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan, tentunya jika diukur pada hal tersebut sangatlah tidak cocok. Figur gendut saat ini seperti diposisikan pada ruang yang sulit untuk mengeluarkan rasa percaya dirinya dalam menampik tentang apa yang diungkapkan di atas. Faktor kaum kapitalis dalam mendorong hadirnya pemikiran baru untuk hidup sehat tanpa menjadi gendut, juga semakin mengecilkan semangat orang-orang yang bertubuh gendut. Jika dilihat dari segi kesehatan, mungkin gendut terkesan seperti orang yang suka tidur, malas bekerja, dan sebagainya. Gendut berbeda dengan obesitas, karena obesitas merupakan penyakit kelebihan lemak di atas rata-rata yang membuat tubuh tak mampu mencerna makanan dalam berskala besar serta asupan makanan yang dikonsumsinya memiliki kalori yang sangat besar, sedangkan gendut merupakan kelebihan berat badan. Di sisi lain. gendut memiliki banyak kelebihan yang berguna dalam memajukan hidupnya dan mewujudkan citacitanya.
Kesimpulan
Pada artikel "Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan " Permainan imajinasi yang terangkum dalam pemikiran telah menghasilkan banyak potongan imaji tentang berbagai hal untuk dijadikan sebagai tonggak awal pembuatan sebuah karya seni. Imaji tersebut kemudian dikombinasikan dengan konsep utama yang diangkat, yaitu berhubungan dengan roblematika yang ada dalam figur gendut, yang nantinya akan termanifestasikan menjadi karya seni yang diinginkan. Posisi figur gendut di sini bukan hanya sebagai objek utama semata dalam kekaryaan saya, tetapijuga bisa sebagai metafora yang mencitrakan sesuatu hal. Bentukan kartunal pada figur-figur yang diciptakan lalu dikemas dengan gaya pop surealisme merupakan paduan yang pas untuk menciptakan karya yang nakal, menggelitik, satir, sekaligus jenaka, tentang problematika figur gendut. Hadirnya pop surealisme yang menjadi gaya kekaryaan merupakan cara yang tepat dalam mewakili kegelisahan penulis tentang figur gendut, bahkan hingga saat ini terus dipelajari dalam proses kekaryaannya.Semua pemikiran dan proses kreatif tentang figur gendut tersebut telah memunculkan satu pandangan akhir. Seberat apa pun tubuh dalam meraih sebuah cita-cita, jika dilakukan dengan niat dan kerja keras, pasti akan dapat tercapai. Karena tubuh yang aktif dan berjiwa keras dalam meraih impian, tidak selalu tergambar pada bentuk tubuh yang ideal atau langsing semata, tetapi tubuh gendut juga memiliki hak tersebut. Melalui sebuah karya seni yang bertemakan tentang figur gendut, harapan yang paling baik untuk hal ini ialah setidaknya ada rasa toleransi yang tinggi terhadap satu sama lain, tanpa memandang bentuk tubuh atau kecantikan semata, karena Tuhan menciptakan seluruh manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
25. Self Healing dari Trauma Masa Lalu dalam Karya Seni Lukis Abstrak
Objek : Lukisan Mix Media
Objek : Lukisan Mix Media
Teori/ pendekatan
Teori Sigmund Freud
Analisis
Manusia sering kali menolak emosi negatif, sebagai bentuk pertahanan diri yang berpengaruh negatif kepada alam bawah sadarnya. Pada beberapa kasus, hal ini bisa menyebabkan trauma dan self healing sangat penting untuk memperbaiki hal-hal yang belum terselesaikan itu, agar bisa berdamai dengan masa lalu untuk hidup yang lebih baik. maka dari pada penelitian ini membahas tentang karya seni abstrak yang di buat dengan tujuan untuk menyembuhkan diri dari taruma masa lalu.
Kesimpulan
Secara garis besar Jurnal ini menjelaskan tentang teori kecemasan yang di kemukakan oleh Freud, dan Penciptaan ini dilatar belakangi oleh sebuah ide dan gagasan mengenaitrauma masa kecil dan dampaknya sampai sekarang kepada fisik dan mental yang masuk ke dalam alam bawah sadar. Upaya katarsis dari Sigmund Freud digunakan perupa dengan mix media disertai dengan pemaknaan-pemaknaan ulang dari rekaman-rekaman jejak ingatan yang ingin dibagikan kepada audiens.
26. KAJIAN MIMESIS PADA NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
Objek : NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA
Teori/Pendekatan
Pada jurnal ini sang pengkaji membahas mengenai novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer menggunakan teori mimesis. Salah satu tujuan ia membuat jurnal ini adalah untuk mengetahui cerminan sejarah yang benar-benar terjadi dalam novel tersebut yang bisa dibilang adalah imitasi dari suatu hal yang ada di dunia nyata. Sang pengkaji pun menemukan sebagai berikut, yang pertama ada kondisi sosial budaya pada masa kolonial yaitu diskriminasi berdasarkan ras, yang kedua ada budaya sungkem pada masyarakat jawa, yang ketiga ada sistem patriarki, dan yang terakhir ada stratifikasi sosial pada masa Kolonial, terdiri dari dua tingkatan yang pertama priayi dan yang kedua masyrakat biasa.
Kesimpulan
Ditemukan beberapa cerminan dari sejarah yang benar-benar terjadi, pertama; kondisi sosial-budaya, pada masa Kolonial terjadi, (1) diskriminasi berdasarkan ras, sangat jelas terlihat pertentangan kelas antara orang dari keturunan Eropa dan Pribumi, (2) budaya sungkem pada masyarakat Jawa, yang bermakna sebagai penghormatan atau bukti kesopanan dan nilai kebaikan, (3) sistem patriarki, dalam masyarakat Jawa yang menganut sistem tersebut mengakibatkan perempuan sebagai kaum yang lemah dan kedudukannya selalu di bawah kaum laki-laki, serta (4) stratifikasi sosial pada masa Kolonial, terdiri dari dua tingkatan yang pertama priayi dan yang kedua masyrakat biasa
27. Boneka dalam Seni Lukis Surealisme
Objek : Boneka dalam seni lukis surealisme
Pendekatan / TeorI
Penulisan artikel ini memakai Teori ungkapan atau ekspresi bertumpu pada teori bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia (art is an expression of human feeling). Leo Tolstoy(1826-1910), novelis dan filosof kelahiran Rusia, menganggap seni sebagai transmission of felling (penyaluran perasaan) dengan maksud bahwa seni ialah membangun perasaan yang dialami, lalu dengan perantaraan garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga orang lain tergugah perasaanya secara sama. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Terjebak yang dimana ada seorang laki laki terperangkap dari pelukan gurita dan ekspresi dari laki laki tersebut seperti ketakutan dan berusaha memberontak
Analisis
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Tujuan pembuatan karya akhir ini adalah untuk memvisualisasikan berbagai masalah kehidupan penulis melalui penggunaan boneka sebagai simbol. Harapannya, karya ini dapat meningkatkan kesadaran diri dan menginspirasi pembaca untuk memperbaiki diri. Proses penciptaan karya ini menggunakan lima tahap yakni: tahap persiapan (melakukan pengamatan dan eksplorasi), elaborasi (mencari dan mengumpulkan referensi), sintesis (penetapan ide atau gagasan pokok). Realisasi konsep (membuat karya) dan tahapan penyelesaian (berupa laporan dan pameran karya akhir). Ada banyak jenis boneka yang digunakan dalam karya ini, seperti boneka Pinocchio, bonekaMarionete, bonekaSigale-gale,bonekaBarbie, boneka SiUnyil, boneka Matryoskha,boneka Hello Kitty, boneka Teddy Bear, boneka Wayang Golek, dan boneka Ondel-ondel. Dalam penciptaan karya penulis menggunakan cat akrilik diatas kanvas, terdiri dari 10 lukisan yang masing-masing memiliki judulantara lain: Terjebak, Penyesalan, Hampa, Tekanan, Diawasi, Penikmat Senja, Sandiwara, Penolakan, Mencari Jalan, dan Menyaksikan.
Kesimpulan
Pada artikel "Boneka Dalam Lukisan Surealisme" Objek boneka menjadi sumber inspirasi dan ide untuk menciptakan lukisan surealisme ini. Karya ini mengangkat masalah-masalah berdasarkan pengalaman dan perasaan penulis saat ini. Dalam proses penciptaannya, penulis menerapkan metode yang disimpulkan oleh Made Bandem I (2001).Terdapat lima tahapan dalam berkarya seni yang diikuti dalam penciptaan karya ini, yaitu:(1) Persiapan, meliputi pengamatan, pengumpulan informasi, dan gagasan terkait jenis-jenis boneka serta seniman-seniman surealisme. Penulis juga mempersiapkan diri secara mental dan menggali sumber literatur serta referensi terkait.(2) Elaborasi, tahap ini digunakan untuk menguatkan gagasan pokok yang terkait dengan karakteristik dan sejarah boneka yang akan diwujudkan dalam karya Seni Lukis Surealisme.(3) Sintesis, proses untuk mewujudkan konsepsi karya seni yang akan diciptakan.(4) Realisasi Konsep: Setelah mendapatkan ide, konsep, dan sasaran objek yang matang, penulis memulai proses visualisasi konsep dari pembuatan sketsa hingga tahap finishing karya.(5) Penyelesaian, tahap akhir di mana penulis memberikan makna dan memahami proses pengkaryaan yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan
28. Surealisme dalam seni lukis Indonesia
Objek : Lukisan Surealis pada Galeri Nasional
Teori/Pendekatan
Menggunakan teori surealisme yang merupakan Gerakan teori yang mencoba untuk mengeksplorasi dan merealisasikan potensi kreatif bawah sadar, menggabungkan unsur-unsur mimpi, keanehan, dan ilusi.
Analisis
Peneliti berfokus pada perkembangan visual para seniman Indonesia dari tahun-tahun yang pastinya akan terus berubah seiring berjalannya suatu generasi, pada awalnya seni surealisme sendiri masih berkiblat pada gaya seniman-seniman terkenal dari barat seperti salvador dali atau rene magritte, dari gaya surealis yang begitu sangat misterius dan aneh hingga gaya surealis dengan suasana yang membawa pemirsa ke aalam mimpi
Kesimpulan
Ketika itu ilmu psikoanalisis tentang mimpi dan halusinasiyang dikembangkan Sigmund Freud, menyarankan penggunaan asosiasi kata dan analisa tentang mimpi sebagai metode penciptaan artistik. Andre Breton memberi nama surealisme terhadap seni yang muncul dari analisis mimpi. Dengan surealisme kita dapat membebaskan diri dari pikiran yang terkontrol, dan bebas dari asumsi-asumsi dan prasangka moral serta estetika. Surealisme meninggalkan kepatuhan kepadarealitas dalam penggambaran obyek. Dalam karya-karya surealis, bentuk fisik yang real dan koherensi warna, seringkali dilupakan. Lukisan surealis biasanya enigmatik, merupakan bagian alam bawah sadar, dan menjadi teka-teki, bahkan bagi pelukisnya itu sendiri. Kita melihat bentuk-bentuk surealistik dalam karya lukis Indonesia berlangsung dari dekade ke dekade. Di setiap dekade selalu ada seniman-seniman yang menggunakan surealisme sebagai bentuk pengucapan yang cocok dengan pemikiran yang mereka ingin ungkapkan.
29. Analisa Hermeneutika gadamer karya-karya lukisan roby dwi antono dalam pameran "lucid fragment"
Objek : Karya Lukisan roby dwi antono
Teori/Pendekatan
Metode teori/pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hermeneutika Gadamer. hermeneutika dilakukan untuk memahami makna dari karya seni lukis "Lucid Fragments" menggunakan konsep hermeneutika Gadamer, yang ditafsirkan melalui beberapa variabel diantaranya dari aspek historis, dialektika, prasangka, dan linguistik.
Analisis
Peneliti berfokus membahas analisisa hermeneutika Gadamer pada karya seni lukis "Lucid Fragments" karya Roby Dwi Antono dalam pameran tunggalnya. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan konsep hermeneutika Gadamer yang terdiri dari hermeneutika historis, hermeneutika dialektis, hermeneutika prasangka, dan hermeneutika linguistik. Teks juga menjelaskan bahwa "Lucid Fragments" merupakan bentuk dekonstruksi dalam pop-surealisme melalui kebaruan-kebaruan yang dihadirkan sebagai upaya untuk menciptakan suatu karya yang dinamis, anti-mainstream, dan memiliki cara baru dalam memaknai kehidupan.
Kesimpulan
“Lucid Fragments” menurut Roby merupakan presentasi dari dua kekuatan, dimana simbolisme yang jelas (lucid) memvisualisasikan pecahan (fragments) dari ingatan masa lalu. Sehingga lukisan Roby merupakan bentuk nostalgia dengan menghadirkan potongan narasi pengalaman, memori masa kecil, kenangan personal yang dikumpulkan dan kemudian dirangkai dari ingatannya. Roby mencoba mengingat dan menceritakan kenangan
masa lalunya tidak dalam urutan factual (kronologis), namun dalam campuran momen-momen kecil yang tentang keluarganya, orang-orang yang tumbuh bersamanya, maupun lingkungannya.
30. Analisis Krisis Moral dalam Karya Lukis Seni Surealis
Objek : Karya seni lukis surealis
Teori/Pendekatan
Penulis meneliti menggunakan beberapa tahapan metode
Persiapan (Eksplorasi ) Pada proses pembuatan karya akhir ini, penulis melakukan persiapan yaitu dengan mengamati langsung kondisi sosial masyarakat, baik di lingkungan sekitar tempat tinggal maupun lingkungan yang jauh dari tempat tinggal, seperti di kotakota lain di Indonesia dan luar negeri melalui bantuan media.
Elaborasi Pada Elaborasi ini yaitu mendalami pengamatan dengan kajian literatur. Selanjutnya pada tahap ini menetapkan berbagai gagasan pokok dari berbagai analisis dan dari berbagai kemungkinan agar dapat menghasilkan suatu gagasan / ide yang lebih menarik dan lebih baik.
Tahap Sintesis Dalam tahap ini penulis melakukan penetapan ide dengan penyimpulan dari data-data yang didapatkan baik dari bertanya, membaca, maupun hasil pengamatan objek sebagai perwujudan konsep karya.
Analisis
Peneliti berfokus untung menemukan makna dan arti yang terkandung dalam karya seni lukis surealis, penulis dengan teliti mengamati setiap elemen dan perpaduan warna dalam karya seni lukis, mempertanyakan mengapa dan apa yang ingin disampaikan oleh seniman bagaiman kita harus menanggapinya. terdapat salah satu lukisan menampilkan sosok wanita yang memegang gunting berukuran raksasa, seorang wanita yang berperawakan muka wanita dewasa dengan ukuran tubuh seperti anak-anak. Pakaian yang digunakannya berwarna merah muda dengan tampilan gaya klasik. Dalam lukisan ini sosok figur memiliki leher yang panjang, wanita ini memegang gunting yang berukuran besar dengan memakai sarung tangan berwarna hitam, moral dari manusia yang semakin rusak hingga tak sesuai dengan norma yang seharusnya. Penulis memvisualkan peristiwa seorang wanita yang ingin melakukan bunuh diri, di mana wanita memegang gunting yang berukuran raksasa seakan sudah siap untuk melakukan bunuh diri, dengan gunting yang sudah menjepit lehernya yang panjang Jadi dalam karya yang berjudul “Ntah Seperti Apa Hari Esok?” Ini penulis ingin menyampaikan dan mengingatkan bagaimana sebuah permasalahan yang menyangkut emosi dan hati sebisa mungkin disampaikan dan diungkapkan.
Kesimpulan
peneliti menyimpulkan Moral menjadi sebuah acuan kualitas nilai pribadi tiap manusia dalam kehidupan sosialnya ditengah-tengah masyarakat. Manusia yang baik adalah manusia yang bermoral, dan tentunya moral dari manusia sangat berpengaruh pada dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Moral manusia yang rusak tidak hanya berpengaruh pada kehidupan manusia saja, namun lingkungan dan kehidupan sekitar juga ikut merasakan dampak yang ditimbulkan oleh tindakan dan perilaku manusia.
Komentar
Posting Komentar