Perjalanan Estetis Di Pekan Kebudayaan Nasional
Satria Aditya Rahman
R3I
Hasil Analisis 5 Karya PKN (Pekan Kebudayaan Nasional)
Berdasarkan Teori, Aliran dan Pengalaman Estetika
Karya lukisan ini merupakan potret ganda. Kustiyah melukiskan patung tubuhnya yang dibuat oleh Edhi Sunarso, suaminya. Dengan menggambarkan apa yang sudah ‘digambarkan’ orang lain, Kustiyah dapat mengekspresikan bagaimana ia memandang dirinya sendiri sekaligus bagaimana ia menerima pandangan Edhi. Sebagai seniman, Kustiyah tak hanya selalu berusaha melampaui identitasnya sebagai perempuan dan keturunan Jawa, tetapi juga identitasnya sebagai pasangan seorang seniman nasional. Vas bunga di depan patung buatan Edhi dapat dilihat sebagai cara Kustiyah memahami persepsi publik terhadap dirinya di hadapan kesuksesan dan reputasi Edhi, bahwa ia cantik, penting sebagai pelengkap, namun tidak berdiri sendiri.
Teori Seni : karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru.
Aliran Seni : karya ini termasuk aliran Impresionisme yang merupakan sebuah aliran seni lukis yang hanya melukis sebuah impresi sekilas dari suatu subjek yang akan dilukis. Dibandingkan dengan mereplika warna yang serupa dengan cara pandang manusia dalam melihat, impresionisme hendak menggambarkan warna yang murni berdasarkan proses terjadinya pembentukan warna secara alami.
Pengalaman Estetika : karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Formalisme karena, karya ini menciptakan relasi formal bagi dirinya sendiri. Formalisme mengabaikan who, what, dan why dari penglihatan orang awam. Meskipun formalisme dianggap bersifat elitis, namun karya ini menciptakan emosi estetis yang berbeda. Karya ini indah karena merupakan ekspresi otentik dari sang seniman. Emosi keindahan ini tidak dapat dideskripsikan oleh audience, seakan-akan membawa audience ke dimensi lain.
Apabila dilihat lukisan ini termasuk kedalam aliran realisme karena menampilkan objek yg digambarkan apa adanya dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya tambahan lain. Lukisan ini mengambarkan seorang wanita yang sedang menunggu di bawah pohon pinggir pesawahan. Wanita itu menggunakan kebaya tradisional dan bawahan kain batik, dengan rambut yang dikonde. Disamping wanita itu digambarkan sebuah kantong, yang apabila dilihat kita mengenalinya sebagai barang bawaan wanita tersebut. Saat melihat karya ini hal dirasakan adalah bagaimana rasanya menunggu. Menunggu sesuatu yang kita harapkan datang namun kita tidak tahu kapan itu akan tiba. Hal itu membuat kejenuhan, dan hampa menunggu sendiri. Begitu juga dalam lukisan tersebut, wanita itu menunggu seorang diri dengan ekspresi yang seperti menunjukan kehampaan dan kekosongan.
Teori Seni : karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Plato, yang dimana imitasi terjadi pada karya seni lukis ini, yang menurut Plato sebuah karya seni bisa dikatakan seni apabila karya tersebut imitasi dari bentuk aslinya atau persis dengan keadaan sebenarnya.
Aliran Seni : karya ini termasuk aliran Realisme, yang merupakan aliran seni rupa yang menceritakan kehidupan sehari-hari di dunia nyata tanpa dibuat-buat. Pelukis realisme akan selalu mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.
Pengalaman Estetika : karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Ekspresi karena, karya seni dianggap baik ketika ekspresi seniman dalam karya seni dapat mengundang imajinasi dan emosi audience. Menurutnya, seniman memberikan imaginative expression kepada emosinya, dan mengajak kita untuk mengalami emosi tersebut dengan imajinasi kita sendiri. Serta karya ini memiliki latar belakang dan tujuan yang jelas, sehingga penikmat karya berhasil mendapatkan pengalaman estetikanya.
Teori Seni : karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru.
Aliran Seni : karya ini termasuk aliran Naturalisme yaitu, aliran seni lukis yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam. Naturalisme melukiskan dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif, tekstur, atau warna serta gelap terang dibuat seteliti mungkin. Aliran naturalisme menggambarkan objek yaitu alam yang dilukis semirip mungkin dengan aslinya.
Pengalaman Estetika : karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Formalisme karena, karya ini menciptakan relasi formal bagi dirinya sendiri. Formalisme mengabaikan who, what, dan why dari penglihatan orang awam. Meskipun formalisme dianggap bersifat elitis, namun karya ini menciptakan emosi estetis yang berbeda. Karya ini indah karena merupakan ekspresi otentik dari sang seniman. Emosi keindahan ini tidak dapat dideskripsikan oleh audience, seakan-akan membawa audience ke dimensi lain.
Teori Seni : karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya atau berkreasi untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru.
Aliran Seni : karya ini termasuk aliran Realisme, yang merupakan aliran seni rupa yang menceritakan kehidupan sehari-hari di dunia nyata tanpa dibuat-buat. Pelukis realisme akan selalu mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.
Pengalaman Estetika : karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Ekspresi karena, karya seni dianggap baik ketika ekspresi seniman dalam karya seni dapat mengundang imajinasi dan emosi audience. Menurutnya, seniman memberikan imaginative expression kepada emosinya, dan mengajak kita untuk mengalami emosi tersebut dengan imajinasi kita sendiri. Serta karya ini memiliki latar belakang dan tujuan yang jelas, sehingga penikmat karya berhasil mendapatkan pengalaman estetikanya.
Karya ini merupakan hasil karya yang dibuat oleh Trubus Soedarsono tahun 1947, dengan menggunakan cat minyak di atas kanvas berukuran 55 x 50 cm. Karya ini menggambarkan potret dirinya yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya.
Teori Seni : karya ini termasuk dalam teori Mimesis versi Plato, yang dimana imitasi terjadi pada karya seni lukis ini, yang menurut Plato sebuah karya seni bisa dikatakan seni apabila karya tersebut imitasi dari bentuk aslinya atau persis dengan keadaan sebenarnya.
Aliran Seni : karya ini termasuk aliran Realisme, yang merupakan aliran seni rupa yang menceritakan kehidupan sehari-hari di dunia nyata tanpa dibuat-buat. Pelukis realisme akan selalu mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.
Pengalaman Estetika : karya ini memiliki nilai estetis dari sudut pandang kacamata teori Ekspresi karena, karya seni dianggap baik ketika ekspresi seniman dalam karya seni dapat mengundang imajinasi dan emosi audience. Menurutnya, seniman memberikan imaginative expression kepada emosinya, dan mengajak kita untuk mengalami emosi tersebut dengan imajinasi kita sendiri. Serta karya ini memiliki latar belakang dan tujuan yang jelas, sehingga penikmat karya berhasil mendapatkan pengalaman estetikanya.
Komentar
Posting Komentar